Hari Orang Sakit Sedunia ke -31
11 Februari 2023
“Rawatlah Dia” Belas Kasih sebagai Reksa Penyembuhan Sinodal
Tanggal 11 Februari setiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Orang Sakit Sedunia. Pada hari itu, umat Katolik di seluruh dunia meluangkan waktu untuk berdoa bagi yang sakit dan bagi mereka yang bekerja sangat keras untuk meringankan penderitaan orang sakit.
Peringatan doa untuk seluruh orang sakit ini, tidak terlepas dari kisah peristiwa bersejarah pada tanggal 11 Februari 1858.Peristiwa itu adalah Penampakan Bunda Maria di Lourdes kepada seorang gadis desa, yang bernama Bernadetha Soubirous. Pesan Bunda Maria dalam sejarah penampakan itu adalah mendoakan orang sakit, sehingga penting bagi seorang Gembala gereja untuk menyerukan pesan doa kepada orang sakit.
Akhirnya peringatan itu dilembagakan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 11 Februari 1992 yang sekaligus bertepatan dengan peringatan Our Lady of Lourdes untuk memberikan kenyamanan dan dukungan kepada mereka yang sakit dan meningkatkan kesadaran tentang kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang sakit dan cacat.
Rumah Sakit ST. Elisabeth Semarang juga turut mengambil bagian dalam peringatan ini, antara lain adalah membagikan souvenir kepada seluruh pasien yang sedang menjalani rawat inap dan mengadakan misa Perayaan Ekaristi Hari Orang Sakit Sedunia.
Pembagian secara simbolis diberikan oleh jajaran direksi langsung ke ruang rawat inap pasien.
Pada Perayaan Ekaristi yang bertindak sebagai selebran utama adalah Mgr. Robertus Rubiyatmoko, PR (Uskup Keuskupan Agung Semarang), didampingi oleh Rm. Benediktus Tri Widayatno, MSF dan Rm. Yohanes Gunawan, PR sebagai konselebran.
Dihadiri oleh sekitar 200 orang peserta (pasien dan pendamping) misa yang dilaksanakan pada hari Minggu, 12 Februari 2023 di lobby poli spesialis lt.1 berjalan dengan khidmat. Sesuai dengan tema Hari Orang Sakit Sedunia 2023 ke-31 adalah "Rawatlah Dia": Belas Kasih sebagai Reksa Penyembuhan Sinodal, Bapak Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko, PR menyampaikan pesan untuk kita dapat merenungkan kenyataan bahwa justru melalui pengalaman kerapuhan dan kondisi sakit kita dapat belajar berjalan bersama menurut gaya Allah, yakni kedekatan, belas kasih, dan kelembutan.
Selain memberikan pengurapan minyak bagi pasien yang mengikuti misa secara langsung, juga melayani pengurapan minyak kepada pasien yang sedang menjalani rawat inap di ruangan.
Hari Orang Sakit Sedunia mengajak kita untuk berdoa dan lebih dekat serta merawat mereka yang sedang menderita sebagai tanda kemanusiaan di mana setiap orang itu berharga dan tak seorang pun dibuang atau ditinggalkan.